Respon anti–K99 dan atau anti-F41 IgG antibodi sangat tinggi pada hari pertama post partus dan terus menurun pada beberapa hari berikutnya. Prevalensi diare padapengamatan prasurvei sebesar 15,5% (932/207). Sampel kolostrum dan susu diperiksa secara ELISA terhadap antigen pili K99 dan atau F41. Anak sapi lahir diberi kolostrum induknya masing-masing. Dua kali vaksinasi dengan dosis vaksin 5 ml diinjeksikan pada sapi umur kebuntingan 6 minggu dan 2 minggu sebelum perkiraan partus. Prasurvei dilakukan di kabupaten Bandung, Sukabumi dan Bogor untuk menentukan peternak responden, mengetahui prevalensi diare pada anak sapi, koleksi sampel ulas rektal untuk isolasi dan sampel kolostrum 5-10 ml post partus untuk pemeriksaan respon antibodi. Vaksin dibuat dari ETEC K99 serogrup O9dan O101, ETEC F41 serogrup O101, ETEC K99F41 serogrup O101.Antigen vaksin dibuat dalam bentuk inaktif dan diemulsikan dalam larutan gel alumunium hidroksida pada konsentrasi akhir 1,5% dan konsentrasi sel dibuat setara dengan kekeruhan tabung standar McFarland no 10. Tujuan kajian penelitian ini ialah untuk mengetahui efektifitas vaksin ETEC polivalen isolat lokal untuk pengendalian diare neonatal pada anak sapi perah. (2008).Įnterotoksigenik Escherichia coli(ETEC), menyebabkan diare dan kematian anaksapi perah serta menghambat perkembangan populasi sapi perah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Prosiding ' Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2020'. Aplikasi vaksin enterotoksigenik Escherichia coli polivalen pada induk sapi perah untuk meningkatkan daya proteksi kolostrum dalam pengendalian neonatal kolibasilosis. p.210.2013Īriyanti, Tati Supar(Balai Besar Penelitian Veteriner). Supar (Indonesian Research Center for Veterinary Science).